Skip navigation

Satu-satunya olahraga yang sering saya lakukan adalah Fitness Dash. Game membuat tempat fitness, turunan Diner Dash. Kalau olahraga beneran, duh, males banget. Padahal keluarga saya suka main badminton, pacar suka banget futsal, dia bahkan sempat masuk Divisi I Pelita Jaya.

Pindah ke Jakarta, gaya hidup semakin tak karuan dan diperparah dengan delivery service setiap fast food yang tersimpan di speed dial. Saking akrabnya, Si Pengantar sudah hapal pesanan saya, “Tumben enggak pake puding, Mbak?” ujarnya suatu kali.
Kebiasaan ini makin parah ketika saya suka sok menahan diri tidak makan malam. Tahunya tidak kuat, lalu saya pesan junk food pada pukul 12 malam, bahkan lebih. Sesudah perut kenyang, saya tidur. Komplet, lah, siklus hidup tak sehat yang terlihat kentara pada perut, pipi, lengan, paha, dan payudara.

I was fat. Bahkan saya enggak bisa bangun sendiri kalau sedang berbaring. Yep, somebody has to pull me up.

Untunglah.. Untung saja.. Saya dilamar. :p
Saya pun memutuskan untuk berolahraga. Kebetulan di lantai 2 kantor ada fasilitas fitness. Yang saya pakai adalah treadmill. Kenapa? Soalnya alat itu yang paling mendingan, yang lainnya sudah error bagian penghitung kalorinya. Dasar ambisius gak jelas, baru mulai olahraga, speed langsung 9. Tapi, cuma kuat lima menit. Terus lari lagi, berhenti lagi. Dan junk food? Jalan terus, dong. Hehehe.

Nah, desainer kebaya syukuran awalnya tidak menyuruh saya diet. Well, yang dia enggak tahu adalah pas fitting pertama, saya diare. Jadi agak kurus hehehe. Fitting kedualah yang membawa bencana, di mana risleting kebaya jebol karena ga bisa naik ke atas. Kenapa? Ya karena saya terlalu gendut.
Lain halnya dengan desainer kebaya akad, dia memang menyuruh saya diet. Galak banget nyuruhnya, sambil megang-megang lemak di sekujur tubuh. Hahaha.

G, teman saya bilang, kalau sesungguhnya tugas saya di pernikahan adalah untuk tampil cantik. Jadi, saya memutuskan untuk berolahraga kembali. Minimal ga ada gundukan lemak di bahu apalagi lengan.

Ya, saya pun kembali menyapa treadmill. Sempat memakai panduan speed dari situs fitsugar, tapi malah cepet capek. Akhirnya, G yang atlet nasional pun menjadi digital coach via bbm. Believe me, dia galak dan saya takut berbohong kepadanya. I even asked her is it okay to eat this and that. Kalau dia bilang tidak, ya tidak jadi. Haha.

Menurut G, yang penting konsisten. Jadi Si Cemen ini pun memulai dengan speed 3 selama 5 menit. Naik ke 4 dan 5 selama 3 menit. Lalu 3 lagi selama 5 menit. Hurrraaaah! Saya berhasil berlari di treadmill selama 35 menit, saudara-saudara. Kalori yang dibakar memang hanya 100-an, tapi saya senang sekali. Hore, berkeringat! Dan kali ini karena olahraga 😀

Hari berikutnya saya kembali berolahraga. Sendirian di lantai dua, kadang ditemani I. Seringnya saat kantor sudah tidak berpenghuni. Malah pernah dalam keadaan gelap gulita. And it’s scary :p

Lama-lama, speed 5 naik ke 6, lalu 7, hingga 8 dan 9,4. Durasi pun semakin lama. 45 menit, minggu depan menjadi 50 menit, lama-lama konstan 1 jam. Awalnya cuma 3 km sampai menjadi 6 km. Yang cuma membakar 100 kalori, sekarang bisa 350 kalori. :p Kalau mulai ada setan menggoda, saya lihat jumlah kalori yang terbakar. Jadinya sayang sendiri kalau berhenti. That’s why I love treadmill. U get to see the result.

Saya sendiri tidak percaya dengan ini, eh katanya namanya endurance. Kok, saya bisa berlari seperti itu. Hihi dan saya suka sekali ketika keringat menetes, membasahi kaus karena saya merasa telah melakukan sesuatu untuk diri sendiri. Tapi, saya paling suka merokok setelah berlari. Surga! *sesat*

Tiba-tiba saya ditugaskan ke Beijing. Dan, ritual treadmill sempat terhenti selama 1 minggu di sana. Saya ganti dengan berenang selama 30 menit di hotel. Oh btw, jangan bayangin saya berenang layaknya atlet profesional, ya! Kalau orang lain berenang dari ujung ke ujung bagian panjangnya.. Hehe, saya cuma bolak-balik di bagian lebar kolam renang hahaha..

Di sana, saya menimbang berat badan. Ehm ehm, berkurang 4 kilogram! Yihaaaaa… I was so happy. Hihihi ada manfaatnya juga ternyata 😀

Sesampainya di Indonesia, saya masih olahraga dan diet ketat (no gorengan, no junk food, no ice). Dan, fitting! Hiihihihi kebaya syukuran pas! Kebaya akad malah harus dirombak ulang, karena lingkar badan berkurang 6 cm dan ukuran payudara minus 1 cup 😀 hihihihi..

Ya singkat cerita, pesta pernikahan dilangsungkan. Tidak ada lemak menyembul di sela-sela kebaya. Dan, saya merasa fit juga bahagia, dong. Hihi dinikahin sama cowok yang saya sayang 🙂 Komentar orang-orang juga bikin sumringah. That day was totally my day. Hehehe akhirnya berhasil menunaikan tugas satu-satunya di acara pernikahan.

Sehabis menikah, saya masih menjalankan olahraga treadmill ini. Meski pusing juga, sih, soalnya sekarang waktunya terburu-buru. Harus sampai di rumah lebih cepat untuk memasak, atau minimal makan malam bersama suami. Tau-tau, grrrrrr otot betis tertarik 😦 jangankan berjalan kaki dengan normal, berdiri dari duduk saja sakitnya minta ampun. Dan, ini semua karena saya sok melewatkan stretching sehabis 1 jam berlari. Hahaha.

But good thing keep coming. Teman kontrakan membeli timbangan badan baru. Saya naik ke atasnya, surprise berat badan saya sekarang adalah 39 kilogram 😀

*ditulis di dalam perjalanan Kebon Jeruk-Dukuh Atas

 

fitness dash image from here
weight scales image from here

2 Comments

  1. fitness dash teh game Wii?

    • edan maneh, peh. urang nulis panjang-panjang, malah komen nanya games apa. hahaha itu mah games pc.


Leave a comment